Jumat, 06 November 2015

MAKALAH TEORI BELAJAR BAHASA: PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF



Makalah
PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF
 (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar Bahasa)
Dosen Pengampu: Prof. Soeparno


B
Disusun oleh:
Maya Marliana (12003060)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014


A.    PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang Masalah
Sejak kurikulum tahun 1994 diluncurkan, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran sudah dicanangkan. Namun, menurut survey, pada kenyataannya banyak para pengajar masih bertahan dalam menggunakan pendekatan lama, yaitu tata bahasa terjemahan atau pendekatan audiolingual.
Pendekatan komunikatif muncul sebagai pengganti atas pendekatan sebelumnya yang dinilai sudah tidak layak lagi karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan teori psikologi maupun perkembangan linguistik. Pendekatan komunikatif didasarkan pada hakikat bahasa sebagai sarana komunikasi serta fungsi dan kedudukan bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa bermuara pada kompetensi komunikatif, yang merupakan kompetensi yang bermatra majemuk, yakni meliputi kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguitik, kompetensi wacana, dan kompetensi strategik.
Pembelajaran bahasa tidak hanya sekadar bertujuan untuk menguasai kaidah-kaidah gramatikal, tetapi yang lebih penting ialah memiliki kompetensi komunikatif. Dengan tujuan utama pembelajaran adalah fungsi komunikatif, yaitu pendekatan komunikatif selalu mengatur model pembelajarannya berpusat pada pendidik, dan guru di sini berperan sebagai organisator, motivator, dan fasilitator. Pembelajaran kelompok maupun individual yang memberdayakan siswa selalu diupayakan. Interaksi antarsiswa, maupuan interaksi antara siswa dengan guru sangat tinggi. Bahan ajar yang diupayakan pada bahan ajar yang realistis, yang berakar pada realita yang lazim.

2.      Rumusan Masalah.
1.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pendekatan komunikatif?
2.      Bagaimana penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur Asing?
4.      Bagaimana penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Asing bagi penutur bahasa Indonesia?


3.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pendekatan komunikatif.
2.      Untuk mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia.
3.      Untuk mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur Asing.
4.      Untuk mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Asing bagi penutur bahasa Indonesia.

B.     PEMBAHASAN

1.       Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Komunikatif
a.       Kelebihan dari penerapan pendekatan komunikatif tersebut adalah:
1)      Dialog dapat digunakan, yaitu berpusat pada fungsi komunikatif dan biasanya tidak dihafalkan.
2)      Penggunaan bahasa ibu secara bijaksana dapat diperkenankan asal dibutuhkan.
3)      Penerjemahan dapat digunakan bila bermanfaat bagi pembelajar.
4)      Guru dapat membantu siswa dengan cara apa pun yang memotivasi mereka mempelajari bahasa.
5)      Siswa termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama pelajaran, langsung dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau bahasa Asing (dalam batas fungsi, kegiatan berbahasa dan keterampilan tertentu).
6)      Siswa lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana dan strategis.
7)      Suasana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar pelajar dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan yang cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.
8)      Pendekatan ini menekankan komunikasi sehingga kelancaran siswa dalam menggunakan bahasa akan cepat tercapai.
9)      Kenyamanan di dalam kelas juga tercipta dengan baik karena mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam berinteraksi dengan teman-temanya ataupun dengan gurunya.

b.      Adapun kekurangan dari penerapan pendekatan komunikatif di antaranya:
1)      Kemampuan membaca dalam keterampilan tingkat ambang tidak mendapat perhatian yang cukup.
2)      Loncatan langsung pada keterampilan komunikasi dapat menyulitkan siswa pada tingkat permulaan.
3)      Setiap kesempatan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang menekankan “kelancaran” sementara penilaianya kebanyakan berfokus pada “ketelitian”.
4)      Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sulit ditemukan.
5)      Kesalahan tata bahasa yang lebih banyak terjadi pada saat siswa berbicara karena guru kurang memberikan feedback terhadap kesalahan siswa sehingga cenderung menjadi kesalahan yang sulit untuk diperbaiki lagi.

2.      Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Bahasa Indonesia.

Dalam menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia kepada penutur bahasa Indonesia, seorang guru maupun pelajar atau penutur terlebih dahulu harus mempunyai penguasaan secara naluri untuk menggunakan dan memahami bahasa secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi sosial.
Sebelum melangsungkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan komunikatif, seorang guru harus mempersiapkan materi terlebih dahulu yang cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif. Materi yang dapat digunakan harus berdasarkan teks, tugas dan reaksi, sehingga materi dapat mencapai tujuan yang dirumuskan kurikulum. Materi yang digunakan harus autentik dan mampu merangsang terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, juga siswa dengan siswa lainnya. Materi harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperhatikan bentuk-bentuk bahasa serta mampu mendorong siswa mengembangkan keterampilan berbahasa.
Kemudian, guru harus menerapkan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada perkembangan komunikasi siswa dalam berbahasa Indonesia. Kegiatan komunikasi itu di antaranya: kegiatan komunikasi yang bersifat fungsional, dan kegiatan komunikasi yang bersifat interaksi sosial. Dalam kegiatan komunikasi fungsional, yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengolah informasi yang akan disampaikan secara lisan mengenai pembelajaran yang akan berlangsung, sehingga kurang lebihnya siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang akan disampaikan guru selanjutnya. Dalam kegiatan tersebut, siswa tidak hanya diharapkan memahami informasi yang disampaikan secara langsung, tetapi juga secara tertutup atau tidak langsung.
Di dalam kegiatan komunikasi interaksi sosial, guru harus berimprovisasi atau dengan melakukan aneka simulasi serta dapat mempengaruhi siswanya untuk berdialog satu sama lain, bermain peran, sidang-sidang konversasi, diskusi dan berdebat, sehingga kegiatan komunikasi akan tercipta dengan baik di setiap kesempatan.
Penerapan kegiatan tersebut akan mendorong siswa untuk mampu menyatakan informasi faktual seperti: mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan atau mengoreksi informasi yang didapat. Kemudian, pada siswa lain berhak menanyakan sikap intelektual seperti: menyanggah atau memberikan pendapat atas hal persetujuan dengan pihak lain, atau sebaliknya, terhadap hasil informasi yang telah disampaikan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan melatih siswa dalam berkomunikasi secara total di forum resmi, dengan saling berhubungan baik antarsiswa lainnya, maupun dengan pengajar.
Terdapat juga beberapa kendala dari penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia, yaitu di antaranya: hasil pengajaran bahasa Indonesia harus tergantung pada peranan dan kualitas guru, artinya sejauh mana guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa Indonesia di dalam diri siswa, sehingga guru harus benar-benar memaksimalkan materi yang harus disiapkan, agar pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.
Selain kendala dari pengajar, adapun kendala yang didapat oleh siswa atau pembelajar, yaitu siswa harus betul-betul memahami kaidah dalam tataran tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, kosakata, dan semantik bahasa Indonesia. Seseorang dianggap memiliki kompetensi gramatikal kalau dia menguasai kaidah lafal dan ejaan, kaidah bentuk kata, kaidah kalimat baku, kaidah kosakata, dan kaidah makna. Selain itu para pembelajar harus mampu mengembangkan kompetensi komunikatif bahasa yang mencakup kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik secara eksplisit maupun inplisit. Tentu tidak mudah dalam melewati itu semua, dan yang pasti mempunyai hambatan-hambatan yang mungkin menyulitkan siswa, tetapi akan menuntun pada hasil yang maksimal jika dilakukan dengan maksimal pula oleh siswa dan juga guru sebagai pengajar.
Upaya yang dapat dilakukan terutama bagi seorang pengajar, yaitu harus memaksimalkan peranan sebagai langkah pemberian pemahaman yang lebih baik bagi siswa mengenai tata bahasa, penggunaan bahasa, kaidah kosakata, maupun kaidah maknanya. Guru harus mampu mengkondisikan siswanya dengan imrpovisasi secara wajar, sehingga pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan tertib.

3.       Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Asing Bagi Penutur Bahasa Indonesia.

Dari penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa asing bagi penutur bahasa Indonesia ini didapati beberapa prinsip yang menuai pembelajaran berlangsung dengan efektif dan memenuhi pencapaian tujuan. Proses pembelajaran yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupa mereka sehari-hari. Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru yang didasar pada  pengetahuan awal.
Pada kegiatan diskusi, terutama dengan menggunakan bahasa Asing harus lebih dominan daripada hanya sekadar belajar secara mandiri. Sebab, kegiatan diskusi ini akan melatih siswa dalam berbahasa asing dengan baik, sesuai dengan kaidah dan pengaturan bahasa asing itu sendiri.
Strategi pengungkapan pendapat dalam suatu forum diskusi resmi yang mencakup saling berbagi pengalaman, ide, maupun gagasan. Hal ini agar siswa dapat berpikir tentang isu secara terbuka dan komprehensif.
Selanjutnya, dengan melatih siswa memahami struturisasi sebuah cerita naratif yang menggunakan bahasa asing, dan dapat membantu siswa dalam mencermati elemen sebuah cerita naratif asing tersebut. Kemudian, siswa dapat menulis dengan bebas tentang hal apa yang menjadi ide dasar atau pengalamannya ke dalam bahasa asing, dan membacakan hasilnya dengan penuturan kaidah bahasa asing yang baik dan benar.
Mungkin beberapa kendala yang membuat seseorang tidak cepat melafalkan atau mahir berbahasa asing atau bahasa Inggris di antaranya, karena bahasa Inggris memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam pelafalan kosa kata dan tata bahasanya, karena dalam bahasa Inggris cenderung lebih terfokus pada cara penulisan kosa kata serta kaidah-kaidahnya dibanding berkomunikasi langsung secara lisan, sehingga pembelajar kurang terlatih dalam berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Tidak berbeda jauh dengan pembelajaran bahasa Arab bagi penutur bahasa Indonesia, yang juga terfokus pada pelafalan kosa kata dan struktur bahasa Arab itu sendiri dibandingkan berkomunikasi langsung secara lisan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah, di setiap satuan pendidikan yang menerapkan pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris maupun bahasa Arab sebaiknya jangan terlalu difokuskan pada tatacara penulisan atau kosa katanya saja, melainkan siswa diberikan pula kesempatan untuk memahami kaidah tatabahasanya itu secara lisan, agar siswa dapat terlatih berbahasa asing dengan baik.

4.      Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Bahasa Asing.

Pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Asing di Indonesia tentu berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia di negara lain di luar Indonesia. Para penutur asing yang ingin berbahasa Indonesia harus langsung berhadapan dengan penutur asli bahasa Indonesia dan mempelajari sendiri budaya serta adat istiadat bangsa Indonesia. Dalam hal ini tentu lebih banyak memberikan kemudahan dalam mempelajari bahasa Indonesia dan meningkatkan kelancaran mereka dalam mengucapkan bahasa Indonesia.
Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia kepada penutur Asing dengan mudah dapat diterapkan menggunakan pendekatan komunikatif, yaitu langkah-langkah yang dapat dilakukan di antaranya:
1)      Pilihlah frase-frase yang akan dipelajari, kemudian tuliskan frase-frase tersebut, pahami artinya secara umum, catat dan klasifikasikan sesuai dengan kebutuhan untuk merespon kesempatan-kesempatan dalam menanggulangi permasalahan yang muncul, kemudian rekam sendiri pesan-pesan tersebut untuk persiapan praktik pada langkah berikutnya.
2)      Sebelum mendengarkan rekaman yang telah disiapkan, konsultasikan terlebih dahulu dengan pengajar, apakah sudah betul pengucapannya dan mungkin dapat diperbaiki atau dikembangkan kembali. Buatlah waktu jeda untuk melakukan peniruan.
3)      Penutur asing harus segera melakukan komunikasi dengan orang-orang penutur bahasa Indonesia yang ada di sekelilingnya. Sebagai tahap latihan praktik dasar untuk mengembangkan kosa kata bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kendala yang didapat pada pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Asing yaitu di mana seorang pengajar yang tentunya berasal dari penutur asli bahasa Indonesia harus dapat menyesuaikan dengan tujuan penutur asing tersebut sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Karena dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia kepada penutur asing tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, demi untuk menjaga kelestarian bahasa Indonesia itu sendiri.
Biasanya seorang guru dalam menghadapi siswa cenderung untuk menyampaikan bahan pengajaran sesuai dengan buku pegangan, dan biasanya bahan-bahan yang dihadapi kurang  kontekstual atau situasional. Inilah yang bisa menyebabkan kebosanan bagi siswa penutur asing. Kebanyakan kursus-kursus bahasa terlalu menekankan pada keterampilan kognitif, sehingga yang mereka pelajari adalah aturan-aturan berbahasa Indonesia dengan tata bahasa dan kosa kata yang tidak sesuai dengan kebutuhan, dan kurang dilatih berkomunikasi secara bebas.
                        Upaya yang dapat dilakukan agar penutur asing tidak akan merasa bosan jika penerapan pendekatan komunikatif berlangsung pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu perlu diperkenalkan kepada mereka budaya setempat secara global agar mereka tidak canggung dalam bergaul atau melakukan hal-hal yang mungkin bertentangan dengan adat istiadat setempat. Dengan mengenal tata cara kehidupan setempat mereka juga akan menjadi lebih percaya diri, dan mudah berinteraksi sosial dengan warga negara Indonesia. Itu pula sedikit demi sedikit dapat melatih mereka dalam berkomunikasi memakai bahasa Indonesia.












C.    PENUTUP

1.       KESIMPULAN

Pembelajaran bahasa komunikatif ini lebih tepat dianggap sebagai suatu pendekatan daripada dianggap sebagai sebuah metode. Apalagi sekarang ini sudah mulai diterapkan kurikulum baru yang sering disebut sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi. Lagi pula, dengan perkembangan filsafat konstruktivisme di Indonesia masik layakkah pendekatan komunikatif itu diterapkan dalam pembelajaran bahasa? Jawabnya, pendekatan komunikatif masih sangat relevan untuk diterapkan sekarang ini dalam konteks pembelajaran bahasa apa pun di Indonesia dalam berbagai jenjang pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan komunikatif dengan berbagai metodenya merupakan angin segar dalam pengajaran bahasa Indonesia maupun bahasa Asing.

2.        SARAN

Apapun jenis pendekatan pembelajaran bahasa yang digunakan, sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, kita harus tetap melestarikan dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia, serta menempatkan posisi bahasa Indonesia sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan. Tidak boleh diubah-ubah, mengingat banyak munculnya bahasa-bahasa asing yang ikut terlibat dan menjadi bagian dari kosa kata bahasa Indonesia, meskipun bahasa Indonesia itu sendiri terlebihnya juga banyak yang berasal dari bahasa Asing. Akan tetapi kita harus tetap bangga dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan harus tetap menjaga kaidah dalam penataan bahasa Indonesia itu sendiri dengan baik dan benar.








D.    DAFTAR PUSTAKA

1.      Alwi, Hasan. 1996. Penegasan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
2.      Azies, Furqanul & A. Chaedar Al-Wailah.1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung:  Remaja Rosdakarya
3.      Fajar Aksi. 2013. Metode Audiolingual Metode Komunikatif.
4.      Haris Ishaq, Abdul. 2008. Problematika Pengajaran Bahasa Indonesia. (http://www.minmalangsatu.com. Diunduh pada tanggal 01-Juni-2014 pukul 20:09).
5.      Maman. 2013. Pendekatan Komunikatif Al-Madkhal Al.
6.      Sumardi, Mulyanto. 1992. Beberapa Pendekatan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.
7.      Taringan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa I. Bandang: Angkasa.


      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar