Makalah
PENERAPAN
PENDEKATAN KOMUNIKATIF
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori Belajar Bahasa)
Dosen
Pengampu: Prof. Soeparno

B
Disusun
oleh:
Maya Marliana (12003060)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Sejak kurikulum
tahun 1994 diluncurkan, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran sudah
dicanangkan. Namun, menurut survey, pada kenyataannya banyak para pengajar masih
bertahan dalam menggunakan pendekatan lama, yaitu tata bahasa terjemahan atau
pendekatan audiolingual.
Pendekatan
komunikatif muncul sebagai pengganti atas pendekatan sebelumnya yang dinilai
sudah tidak layak lagi karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan teori
psikologi maupun perkembangan linguistik. Pendekatan komunikatif didasarkan
pada hakikat bahasa sebagai sarana komunikasi serta fungsi dan kedudukan bahasa.
Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa bermuara pada kompetensi komunikatif, yang
merupakan kompetensi yang bermatra majemuk, yakni meliputi kompetensi
gramatikal, kompetensi sosiolinguitik, kompetensi wacana, dan kompetensi
strategik.
Pembelajaran bahasa tidak hanya sekadar
bertujuan untuk menguasai kaidah-kaidah gramatikal, tetapi yang lebih penting
ialah memiliki kompetensi komunikatif. Dengan tujuan utama pembelajaran adalah
fungsi komunikatif, yaitu pendekatan komunikatif selalu mengatur model
pembelajarannya berpusat pada pendidik, dan guru di sini berperan sebagai
organisator, motivator, dan fasilitator. Pembelajaran kelompok maupun
individual yang memberdayakan siswa selalu diupayakan. Interaksi antarsiswa, maupuan
interaksi antara siswa dengan guru sangat tinggi. Bahan ajar yang diupayakan
pada bahan ajar yang realistis, yang berakar pada realita yang lazim.
2.
Rumusan
Masalah.
1. Apa
sajakah kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pendekatan komunikatif?
2. Bagaimana
penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur
bahasa Indonesia?
3. Bagaimana
penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi
penutur Asing?
4. Bagaimana
penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Asing bagi penutur
bahasa Indonesia?
3.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pendekatan
komunikatif.
2. Untuk
mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia.
3. Untuk
mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia bagi penutur Asing.
4. Untuk
mengetahui cara menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa
Asing bagi penutur bahasa Indonesia.
B.
PEMBAHASAN
1.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Komunikatif
a.
Kelebihan dari penerapan pendekatan komunikatif
tersebut adalah:
1)
Dialog
dapat digunakan, yaitu berpusat pada fungsi komunikatif dan biasanya tidak
dihafalkan.
2)
Penggunaan
bahasa ibu secara bijaksana dapat diperkenankan asal dibutuhkan.
3)
Penerjemahan
dapat digunakan bila bermanfaat bagi pembelajar.
4)
Guru dapat
membantu siswa dengan cara apa pun yang memotivasi mereka mempelajari bahasa.
5)
Siswa termotivasi dalam belajar karena
pada hari pertama pelajaran, langsung dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
atau bahasa Asing (dalam batas fungsi, kegiatan berbahasa dan keterampilan
tertentu).
6)
Siswa lancar berkomunikasi, dalam arti
menguasai kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana dan strategis.
7)
Suasana kelas hidup dengan aktivitas
komunikasi antar pelajar dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan
yang cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.
8)
Pendekatan ini menekankan komunikasi
sehingga kelancaran siswa dalam menggunakan bahasa akan cepat tercapai.
9)
Kenyamanan di dalam kelas juga tercipta
dengan baik karena mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam berinteraksi
dengan teman-temanya ataupun dengan gurunya.
b.
Adapun kekurangan dari penerapan pendekatan
komunikatif di antaranya:
1)
Kemampuan membaca dalam keterampilan tingkat ambang
tidak mendapat perhatian yang cukup.
2)
Loncatan langsung pada keterampilan komunikasi dapat
menyulitkan siswa pada tingkat permulaan.
3)
Setiap kesempatan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang menekankan
“kelancaran” sementara penilaianya kebanyakan berfokus pada “ketelitian”.
4)
Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sulit ditemukan.
5)
Kesalahan tata bahasa yang lebih banyak terjadi pada saat siswa
berbicara karena guru kurang memberikan feedback terhadap kesalahan
siswa sehingga cenderung menjadi kesalahan yang sulit untuk diperbaiki lagi.
2.
Penerapan
Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Bahasa
Indonesia.
Dalam menerapkan
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia kepada penutur
bahasa Indonesia, seorang guru maupun pelajar atau penutur terlebih dahulu
harus mempunyai penguasaan secara naluri untuk menggunakan dan memahami bahasa
secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi sosial.
Sebelum
melangsungkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan komunikatif, seorang guru
harus mempersiapkan materi terlebih dahulu yang cocok digunakan dalam
pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif. Materi yang dapat digunakan
harus berdasarkan teks, tugas dan reaksi, sehingga materi dapat mencapai tujuan
yang dirumuskan kurikulum. Materi yang digunakan harus autentik dan mampu
merangsang terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, juga siswa dengan
siswa lainnya. Materi harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa dalam
memperhatikan bentuk-bentuk bahasa serta mampu mendorong siswa mengembangkan
keterampilan berbahasa.
Kemudian, guru
harus menerapkan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada perkembangan komunikasi
siswa dalam berbahasa Indonesia. Kegiatan komunikasi itu di antaranya: kegiatan
komunikasi yang bersifat fungsional, dan kegiatan komunikasi yang bersifat
interaksi sosial. Dalam kegiatan komunikasi fungsional, yang dapat dilakukan
oleh guru adalah mengolah informasi yang akan disampaikan secara lisan mengenai
pembelajaran yang akan berlangsung, sehingga kurang lebihnya siswa dapat
memahami dan mengetahui apa yang akan disampaikan guru selanjutnya. Dalam
kegiatan tersebut, siswa tidak hanya diharapkan memahami informasi yang
disampaikan secara langsung, tetapi juga secara tertutup atau tidak langsung.
Di dalam
kegiatan komunikasi interaksi sosial, guru harus berimprovisasi atau dengan
melakukan aneka simulasi serta dapat mempengaruhi siswanya untuk berdialog satu
sama lain, bermain peran, sidang-sidang konversasi, diskusi dan berdebat,
sehingga kegiatan komunikasi akan tercipta dengan baik di setiap kesempatan.
Penerapan
kegiatan tersebut akan mendorong siswa untuk mampu menyatakan informasi faktual
seperti: mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan atau mengoreksi informasi
yang didapat. Kemudian, pada siswa lain berhak menanyakan sikap intelektual
seperti: menyanggah atau memberikan pendapat atas hal persetujuan dengan pihak
lain, atau sebaliknya, terhadap hasil informasi yang telah disampaikan.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan melatih siswa dalam berkomunikasi secara total
di forum resmi, dengan saling berhubungan baik antarsiswa lainnya, maupun
dengan pengajar.
Terdapat juga beberapa kendala dari penerapan pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia, yaitu di
antaranya: hasil pengajaran bahasa Indonesia harus tergantung pada peranan dan
kualitas guru, artinya sejauh mana guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa Indonesia di dalam diri siswa, sehingga guru harus benar-benar memaksimalkan materi
yang harus disiapkan, agar pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.
Selain kendala dari pengajar, adapun kendala yang didapat oleh siswa atau
pembelajar, yaitu siswa harus betul-betul memahami kaidah dalam tataran tata bunyi, tata bentuk,
tata kalimat, kosakata, dan semantik bahasa Indonesia. Seseorang dianggap memiliki kompetensi
gramatikal kalau dia menguasai kaidah lafal dan ejaan, kaidah bentuk kata,
kaidah kalimat baku, kaidah kosakata, dan kaidah makna. Selain itu para
pembelajar harus mampu mengembangkan kompetensi komunikatif bahasa yang
mencakup kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik secara eksplisit maupun
inplisit. Tentu tidak mudah dalam melewati itu semua, dan yang
pasti mempunyai hambatan-hambatan yang mungkin menyulitkan siswa, tetapi akan
menuntun pada hasil yang maksimal jika dilakukan dengan maksimal pula oleh
siswa dan juga guru sebagai pengajar.
Upaya yang dapat dilakukan terutama bagi seorang pengajar, yaitu harus
memaksimalkan peranan sebagai langkah
pemberian pemahaman yang lebih baik bagi siswa mengenai tata bahasa, penggunaan
bahasa, kaidah
kosakata, maupun kaidah maknanya. Guru harus mampu mengkondisikan siswanya
dengan imrpovisasi secara wajar, sehingga pembelajaran akan berlangsung dengan
baik dan tertib.
3.
Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam
Pembelajaran Bahasa Asing Bagi Penutur Bahasa Indonesia.
Dari penerapan pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa asing bagi penutur bahasa Indonesia ini
didapati beberapa prinsip yang menuai pembelajaran berlangsung dengan efektif
dan memenuhi pencapaian tujuan. Proses pembelajaran yang bertujuan membantu
siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupa mereka sehari-hari. Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru
yang didasar pada pengetahuan awal.
Pada kegiatan diskusi, terutama
dengan menggunakan bahasa Asing harus lebih dominan daripada hanya sekadar belajar
secara mandiri. Sebab, kegiatan diskusi ini akan melatih siswa dalam berbahasa
asing dengan baik, sesuai dengan kaidah dan pengaturan bahasa asing itu
sendiri.
Strategi pengungkapan pendapat
dalam suatu forum diskusi resmi yang mencakup saling berbagi pengalaman, ide,
maupun gagasan. Hal ini agar siswa dapat berpikir tentang isu secara terbuka
dan komprehensif.
Selanjutnya, dengan melatih siswa
memahami struturisasi sebuah cerita naratif yang menggunakan bahasa asing, dan
dapat membantu siswa dalam mencermati elemen sebuah cerita naratif asing
tersebut. Kemudian, siswa dapat menulis dengan bebas tentang hal apa yang
menjadi ide dasar atau pengalamannya ke dalam bahasa asing, dan membacakan
hasilnya dengan penuturan kaidah bahasa asing yang baik dan benar.
Mungkin beberapa kendala yang membuat seseorang
tidak cepat melafalkan atau mahir berbahasa asing atau bahasa Inggris di
antaranya, karena bahasa Inggris memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi
dalam pelafalan kosa kata dan tata bahasanya, karena dalam bahasa Inggris
cenderung lebih terfokus pada cara penulisan kosa kata serta kaidah-kaidahnya
dibanding berkomunikasi langsung secara lisan, sehingga pembelajar kurang
terlatih dalam berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Tidak berbeda jauh dengan
pembelajaran bahasa Arab bagi penutur bahasa Indonesia, yang juga terfokus pada
pelafalan kosa kata dan struktur bahasa Arab itu sendiri dibandingkan
berkomunikasi langsung secara lisan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah, di setiap satuan
pendidikan yang menerapkan pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris
maupun bahasa Arab sebaiknya jangan terlalu difokuskan pada tatacara penulisan
atau kosa katanya saja, melainkan siswa diberikan pula kesempatan untuk
memahami kaidah tatabahasanya itu secara lisan, agar siswa dapat terlatih
berbahasa asing dengan baik.
4.
Penerapan
Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Bahasa
Asing.
Pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa
Asing di Indonesia tentu berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia di negara
lain di luar Indonesia. Para penutur asing yang ingin berbahasa Indonesia harus
langsung berhadapan dengan penutur asli bahasa Indonesia dan mempelajari
sendiri budaya serta adat istiadat bangsa Indonesia. Dalam hal ini tentu lebih
banyak memberikan kemudahan dalam mempelajari bahasa Indonesia dan meningkatkan
kelancaran mereka dalam mengucapkan bahasa Indonesia.
Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia kepada
penutur Asing dengan mudah dapat diterapkan menggunakan pendekatan komunikatif,
yaitu langkah-langkah yang dapat dilakukan di antaranya:
1) Pilihlah
frase-frase yang akan dipelajari, kemudian tuliskan frase-frase tersebut,
pahami artinya secara umum, catat dan klasifikasikan sesuai dengan kebutuhan
untuk merespon kesempatan-kesempatan dalam menanggulangi permasalahan yang
muncul, kemudian rekam sendiri pesan-pesan tersebut untuk persiapan praktik
pada langkah berikutnya.
2) Sebelum
mendengarkan rekaman yang telah disiapkan, konsultasikan terlebih dahulu dengan
pengajar, apakah sudah betul pengucapannya dan mungkin dapat diperbaiki atau
dikembangkan kembali. Buatlah waktu jeda untuk melakukan peniruan.
3) Penutur
asing harus segera melakukan komunikasi dengan orang-orang penutur bahasa
Indonesia yang ada di sekelilingnya. Sebagai tahap latihan praktik dasar untuk
mengembangkan kosa kata bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kendala yang didapat pada pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Asing yaitu di mana
seorang pengajar yang tentunya berasal dari penutur asli bahasa Indonesia harus
dapat menyesuaikan dengan tujuan penutur asing tersebut sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Karena dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia kepada
penutur asing tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, demi untuk menjaga
kelestarian bahasa Indonesia itu sendiri.
Biasanya seorang guru dalam menghadapi siswa cenderung untuk menyampaikan
bahan pengajaran sesuai dengan buku pegangan, dan biasanya bahan-bahan yang
dihadapi kurang kontekstual atau situasional. Inilah yang bisa
menyebabkan kebosanan bagi siswa penutur asing. Kebanyakan kursus-kursus
bahasa terlalu menekankan pada keterampilan kognitif, sehingga yang mereka
pelajari adalah aturan-aturan berbahasa Indonesia dengan tata bahasa dan kosa
kata yang tidak sesuai dengan kebutuhan, dan kurang dilatih berkomunikasi secara
bebas.
Upaya
yang dapat dilakukan agar penutur asing tidak akan merasa bosan jika penerapan
pendekatan komunikatif berlangsung pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu perlu diperkenalkan kepada mereka budaya setempat secara global agar
mereka tidak canggung dalam bergaul atau melakukan hal-hal yang mungkin
bertentangan dengan adat istiadat setempat. Dengan mengenal tata cara kehidupan
setempat mereka juga akan menjadi lebih percaya diri, dan mudah berinteraksi
sosial dengan warga negara Indonesia. Itu pula sedikit demi sedikit dapat
melatih mereka dalam berkomunikasi memakai bahasa Indonesia.
C.
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Pembelajaran bahasa
komunikatif ini lebih tepat dianggap sebagai suatu pendekatan daripada dianggap
sebagai sebuah metode. Apalagi sekarang ini sudah mulai diterapkan kurikulum
baru yang sering disebut sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi. Lagi pula,
dengan perkembangan filsafat konstruktivisme di Indonesia masik layakkah
pendekatan komunikatif itu diterapkan dalam pembelajaran bahasa? Jawabnya,
pendekatan komunikatif masih sangat relevan untuk diterapkan sekarang ini dalam
konteks pembelajaran bahasa apa pun di Indonesia dalam berbagai jenjang
pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan komunikatif
dengan berbagai metodenya merupakan angin segar dalam pengajaran bahasa
Indonesia maupun bahasa Asing.
2. SARAN
Apapun jenis pendekatan pembelajaran bahasa yang digunakan, sebagai Warga
Negara Indonesia yang baik, kita harus tetap melestarikan dan menjunjung tinggi
bahasa Indonesia, serta menempatkan posisi bahasa Indonesia sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan. Tidak boleh diubah-ubah, mengingat banyak
munculnya bahasa-bahasa asing yang ikut terlibat dan menjadi bagian dari kosa
kata bahasa Indonesia, meskipun bahasa Indonesia itu sendiri terlebihnya juga
banyak yang berasal dari bahasa Asing. Akan tetapi kita harus tetap bangga
dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan harus tetap menjaga
kaidah dalam penataan bahasa Indonesia itu sendiri dengan baik dan benar.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Alwi, Hasan. 1996. Penegasan Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing. Depok: Fakultas Sastra Universitas
Indonesia.
2.
Azies, Furqanul & A. Chaedar Al-Wailah.1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya
3. Fajar Aksi. 2013. Metode Audiolingual Metode Komunikatif.
(http://fajaraksi.blogspot.com/2013/07/metode-audiolingual-metode-komunikatif_2789.html.
Diunduh pada tanggal 03 Juni 2014, pukul 10:10)
4. Haris Ishaq,
Abdul. 2008. Problematika Pengajaran
Bahasa Indonesia. (http://www.minmalangsatu.com. Diunduh pada tanggal 01-Juni-2014 pukul 20:09).
5. Maman. 2013.
Pendekatan Komunikatif Al-Madkhal Al.
(http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/pendekatan-komunikatif-al-madkhal-al.html. Diunduh
pada tanggal 03 Juni 2014, pukul 10:16)
6. Sumardi,
Mulyanto. 1992. Beberapa Pendekatan
Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.
7. Taringan, Henry Guntur. 1991. Metodologi
Pengajaran Bahasa I. Bandang: Angkasa.